Pukul 03.00 pagi, diluar sudah
seperti pasar. Begitu ramainya arak-arakan pendaki melanjutkan perjalanan ke
puncak. Kami pun demikian, segera keluar tenda dan memantau keadaan diluar.
Pagi ini sama, dingin yang tidak
begitu berbeda. Hanya saja kabut sangat tebal, senter pun hanya bisa menyorot
sejauh 5 - 10 meter jauhnya. Tenda, tas dan beberapa barang bawaan kami
tinggalkan di sabana ini.
Berjalan menuju ke puncak, 10
menit perjalanan. Tampak rumah sederhana, mungkin ini warung mbok Yem yang
sering dibicarakan itu. Serta tenda-tenda pendaki di sekitarnya. Tapi sepagi
ini warung masih tutup.
Tidak jauh dari warung, terdengar
suara disel sayup-sayup semakin dekat dan ternyata kami dikejutkan oleh
bangunan rumah yang cukup besar yang disusun dengan batako. Rasanya kok ada
yang mengganjal, berapa lama pembuatannya, karena pasti butuh waktu yang lama
untuk mengangkut material rumah ini dari bawah. Padahal perjalanan kami jika di
total sekitar 6 jam dari basecamp, itupun juga sudah kecepatan penuh.. hehehe...!!
Setelah 20 menitan kami menikmati
rute yang cukup landai. Akhirnya jalanan kembali menanjak, melewati semak
belukar, serta tumbuhan edelweis meski tidak banyak jumlahnya dan sedang tidak
berbunga.
Puncak oh.. puncak akhirnya
sampai juga. Waktu menunjukkan pukul 04.00. Angin bertiup kencang menambah
dinginnya pagi ini. Sebuah musik instrument dari Yiruma ( when the love falls ) dan cemilan roti kering..haha inget banget
waktu itu. Menunggu kira-kira satu jam menanti matahari terbit dibawah tugu
bertuliskan “Hargo Dumilah” 3265 DPL.
Kabut pun mulai menghilang
seiring dengan munculnya sunrise. Semua pendaki sibuk menggunakan kamera mereka
masing-masing. Seakan tidak ingin melewatkan segala pesona alam dari atas
puncak Lawu ini meski hanya sebongkah batu sekalipun.
Mungkin tidak semua pemandangan
menakjubkan bisa di saksikan, tapi saya kali ini sangat beruntung dapat
kesempatan menyaksikan salah satunya. Disegala penjuru puncak ini sangat indah
dipandang. Ada banyak tempat eksotis untuk bisa mengabadikan gambar. Tapi,
bagaimanapun puncak hanya bonus, tujuan utama kami adalah kembali dengan
selamat.
Pukul 08.00 rombongan kami mulai
turun. Kelihatan warung mbok Yem sudah
buka, tepatnya di pos 5 kalo gak salah.
Disini kami istirahat, dan
menikmati beberapa aneka jajanan. Yang paling banyak dipilih pastinya gorengan
karena masih hangat, sangat cocok dengan segelas teh panas.
Oiya.. di dekat warung ini juga
ada sendang. Sebuah mata air pegunungan yang
airnya sangat jernih, Berikut penampakannya.
Perut sekarang sudah lumayan
terisi. Kami menuju sabana tempat kami mendirikan tenda. Kini kami berbagi
tugas. Beberapa merapikan tenda, serta yang lain memasak mie, karena
persediaannya masih banyak.
Mulai dari pos 4, rombongan mulai
terpisah 2 kelompok. Tinggal pilih ingin berjalan cepat atau lambat. Jujur saja, berjalan pelan kini
membuat kaki saya kram dan sakit. Saya putuskan untuk sedikit berlari mengejar
rombongan di depan.
Setibanya di pos 1, terik
matahari berganti mendung. Rintik hujan mulai terasa di wajah.
Seketika juga kami semakin
mempercepat langkah.
Tak butuh waktu lama untuk
kembali ke basecamp. Pukul 12.30 sudah sampai. Rombongan kedua juga sudah
muncul selang 15 menit.
Sangat tepat waktu, begitu
rombongan kedua tiba. Hujan deras mengguyur area basecamp.
Satu jam kami menunggu di depan
warung makan. Hujan deras kini mulai mereda. Tepatnya jam 2 siang, saatnya
kembali ke Jogja. Perjalanan pulang masih
4 jam lagi. Huhhh..