Widget edited by super-bee

Pages

Tuesday, 7 October 2014

✎ Mendaki Gunung Lawu Bag. 3

Pukul 03.00 pagi, diluar sudah seperti pasar. Begitu ramainya arak-arakan pendaki melanjutkan perjalanan ke puncak. Kami pun demikian, segera keluar tenda dan memantau keadaan diluar.
Pagi ini sama, dingin yang tidak begitu berbeda. Hanya saja kabut sangat tebal, senter pun hanya bisa menyorot sejauh 5 - 10 meter jauhnya. Tenda, tas dan beberapa barang bawaan kami tinggalkan di sabana ini.

Berjalan menuju ke puncak, 10 menit perjalanan. Tampak rumah sederhana, mungkin ini warung mbok Yem yang sering dibicarakan itu. Serta tenda-tenda pendaki di sekitarnya. Tapi sepagi ini warung masih tutup.

Tidak jauh dari warung, terdengar suara disel sayup-sayup semakin dekat dan ternyata kami dikejutkan oleh bangunan rumah yang cukup besar yang disusun dengan batako. Rasanya kok ada yang mengganjal, berapa lama pembuatannya, karena pasti butuh waktu yang lama untuk mengangkut material rumah ini dari bawah. Padahal perjalanan kami jika di total sekitar 6 jam dari basecamp, itupun juga sudah kecepatan penuh.. hehehe...!!
Setelah 20 menitan kami menikmati rute yang cukup landai. Akhirnya jalanan kembali menanjak, melewati semak belukar, serta tumbuhan edelweis meski tidak banyak jumlahnya dan sedang tidak berbunga.

Puncak oh.. puncak akhirnya sampai juga. Waktu menunjukkan pukul 04.00. Angin bertiup kencang menambah dinginnya pagi ini. Sebuah musik instrument dari Yiruma ( when the love falls ) dan cemilan roti kering..haha inget banget waktu itu. Menunggu kira-kira satu jam menanti matahari terbit dibawah tugu bertuliskan “Hargo Dumilah” 3265 DPL.
Kabut pun mulai menghilang seiring dengan munculnya sunrise. Semua pendaki sibuk menggunakan kamera mereka masing-masing. Seakan tidak ingin melewatkan segala pesona alam dari atas puncak Lawu ini meski hanya sebongkah batu sekalipun.

Mungkin tidak semua pemandangan menakjubkan bisa di saksikan, tapi saya kali ini sangat beruntung dapat kesempatan menyaksikan salah satunya. Disegala penjuru puncak ini sangat indah dipandang. Ada banyak tempat eksotis untuk bisa mengabadikan gambar. Tapi, bagaimanapun puncak hanya bonus, tujuan utama kami adalah kembali dengan selamat.


Pukul 08.00 rombongan kami mulai turun. Kelihatan warung mbok Yem  sudah buka, tepatnya di pos 5 kalo gak salah.
Disini kami istirahat, dan menikmati beberapa aneka jajanan. Yang paling banyak dipilih pastinya gorengan karena masih hangat, sangat cocok dengan segelas teh panas.


Oiya.. di dekat warung ini juga ada sendang. Sebuah mata air pegunungan yang  airnya sangat jernih, Berikut penampakannya.



Perut sekarang sudah lumayan terisi. Kami menuju sabana tempat kami mendirikan tenda. Kini kami berbagi tugas. Beberapa merapikan tenda, serta yang lain memasak mie, karena persediaannya masih banyak.

Mulai dari pos 4, rombongan mulai terpisah 2 kelompok. Tinggal pilih ingin berjalan cepat atau lambat. Jujur saja, berjalan pelan kini membuat kaki saya kram dan sakit. Saya putuskan untuk sedikit berlari mengejar rombongan di depan.

Setibanya di pos 1, terik matahari berganti mendung. Rintik hujan mulai terasa di wajah.
Seketika juga kami semakin mempercepat langkah.

Tak butuh waktu lama untuk kembali ke basecamp. Pukul 12.30 sudah sampai. Rombongan kedua juga sudah muncul selang 15 menit.

Sangat tepat waktu, begitu rombongan kedua tiba. Hujan deras mengguyur area basecamp.
Satu jam kami menunggu di depan warung makan. Hujan deras kini mulai mereda. Tepatnya jam 2 siang, saatnya kembali ke Jogja. Perjalanan pulang masih  4 jam lagi. Huhhh..



Ping your blog, website, or RSS feed for Free

Total Pageviews

Histats