Sekitar 3 jam kami
berkendara sepeda motor dari kota Jogja menuju kecamatan Ngablak, kabupaten
Magelang. Ditempat ini kami mencoba mendaki sebuah gunung berketinggian 1.726 mdpl, tidak begitu tinggi, berada
di sebelah utara gunung Merbabu, mereka menyebutnya gunung Andong.
Derasnya hujan memaksa perjalanan kami terhenti untuk kesekian kalinya. Sudah 3 kali kami
berteduh, dimulai dari gubuk tua, masjid dan sebuah warung makan. Tentunya hal
ini membuat waktu kami banyak terbuang diperjalanan.
Singgah sebentar di
sebuah warung makan, pada akhirnya kami pun memesan makanan meskipun tidak
lapar. Setelah perut terisi kamipun melanjutkan perjalanan
lagi, dan alhamdulillah hujan sudah mulai reda.
Hampir tengah malam kami tiba di basecamp gunung andong.
Sebuah desa di bawah kaki gunung yang berselimut kabut. Disini kami ditemani
oleh para pendaki lain yang berasal dari berbagai daerah di Jawa tengah dan
Jogja.
Di tengah perjalanan, kami disambut hutan pinus. Kicauan burung
malam seringkali terdengar, memecah suasana yang begitu sunyi.
Dengan beranggotakan 9 orang, kami berhasil mencapai puncak
gunung Andong sekitar 2 jam. Sampai di puncak kami terkejut karena begitu
banyak tenda yang sudah terpasang. Angin bertiup kencang dari arah timur
membuat kami kesulitan mendirikan tenda. Butuh setidaknya 3 orang menjaga supaya
tenda tidak jatuh ke jurang tertiup angin.
Sunrise yang kami tunggu-tunggu akhirnya muncul dari balik
awan. Seketika yang lain juga ikut menyaksikan pemandangan menakjubkan yang
jarang ditemukan ditempat lain.
Pagi ini langit sangat cerah, punuk lain dari gunung Andong
terlihat jelas diseberang kearah timur. Beberapa dari kami memutuskan untuk
mencapai punuk lainnya melewati jalan setapak dengan sisi jurang yang sangat
dalam di kiri dan kanan.
Turun dari puncak kelihatan sangat mengerikan, jalanan terjal
dan jurang sangat dalam terlihat sekarang. Harus ekstra hati-hati sebab di area
dekat puncak jarang sekali ada pepohonan. Perjalanan pun semakin menegangkan.